Rabu, 29 November 2017

Fakta Keterbukaan Keluarga di Indonesia Masih Rendah


Bercerita dengan orang lain memang sudah menjadi kebiasaan di keluarga Indonesia, bagaimana dengan saling terbuka? 

Gambar terkait
Pernahkah Anda kesulitan untuk membicarakan atau mengungkapkan isi hati dengan keluarga? 

Hasil survei SariWangi menunjukkan bahwa tingkat keterbukaan keluarga Indonesia cenderung rendah. Setengah responden menyatakan hanya mengungkapkan bagian yang mudah dan aman saja untuk dibicarakan.
 Hal ini juga diakui oleh Ratih Ibrahim selaku Psikolog Anak dan Keluarga yang juga menjelaskan bahwa “Seringnya frekuensi bercerita tidak menjamin isi cerita, tidak selalu yang diceritakan merupakan ungkapan isi hati yang sebenarnya,ujarnya saat ditemui di acara kampanye #BeraniBicara di Kila-Kila by Akasya Restaurant,Jakarta Selatan, Selasa (9/5).

Ratih mengatakan berdasar hasil survey yang dilakukan bersama SariWangi, 2 dari 3 responden menyatakan alasan kurangnya keterbukaan adalah menghindari konflik. Padahal, memiliki pembicaraan yang mendalam di keluarga termasuk hal-hal yang sulit diungkapkan, dapat membangun relasi yang hangat dan intim, membuat keluarga lebih bahagia, dan mencegah adanya resiko depresi pada seseorang.


“Untuk memulai pembicaraan yang sulit, individu harus memiliki empati untuk mampu menerima perbedaan. Selain itu, suasana santai juga dapat berfungsi sebagai mediator dalam membangun suasana hangat dan nyaman yang membantu individu untuk lebih terbuka,’ jelas Ratih.


Di dalam keluarga, lanjut Ratih, orang tua khususnya ibu juga memiliki peran penting dalam keluarga sebagai fasilitator untuk memulai percakapan. Ibu memiliki peran sebagai emotional supporter dalam memberikan dukungan dan kehangatan di keluarga.


Sebagai bentuk komitmen SariWangi untuk mendorong terbentuknya keluarga harmonis melalui komunikasi efektif, SariWangi meluncurkan kampanye #BeraniBicara yang mengajak masyakat Indonesia untuk mengungkapkan isi hati mereka kepada keluarga. Senior Brand Manager SariWangi Johan Lie menjelaskan bahwa Selama 40 tahun, pihaknya telah menjadi bagian dari budaya berbagi dalam keluarga Indonesia.

“Bercerita atau sharing dengan orang lain memang sudah menjadi kebiasaan di keluarga Indonesia, tetapi ternyata hasil riset kami menunjukkan setengah responden hanya mau mengungkapkan topik yang mudah dan aman saja untuk dibicarakan sehingga keterbukaan keluarga Indonesia masih menjadi sebuah tantangan,” ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar